Trend Nikah Muda

pernikahan-dini-pp-1-728

Akhir- akhir ini marak akun di media sosial yang mengkampanyekan gerakan nikah muda. Gerakan ini masif menyasar generasi muda usia labil, ditambah dengan dalil-dalil agama dan keromantisan di setiap postingannya sehingga meyakinkan generasi muda untuk segera menikah. Alasannya agar hubungan menjadi halal. Jika tidak berzina maka akan dekat dengan surga. Berzina memang tidak dibenarkan dilihat dari segi mana pun, namun menikah juga bukan jalan satu-satunya untuk tidak berzina.

Dilihat dari respon akun, lebih didominasi oleh perempuan produktif yang seharusnya lebih memikirkan pendidikan dan karyanya kini malah bercita-cita ingin segera menikah. Menempatkan perempuan sebagai obyek zina yang harus segera dihalalkan dan hidup sesuai kodratnya dengan mengesampingkan peran di ranah publik. Padahal sudah dicontohkan sebagaimana Aisyah ra ikut dalam berperang dan Khadijah ra yang aktif dalam dunia bisnis. Perempuan zaman sekarang malah mengalami kemunduran karena doktrin bahwa tempat terbaik bagi perempuan adalah berdiam diri di rumah dan menikah adalah suatu hal yang harus disegerakan.

Gerakan ini juga memudahkan segala urusan untuk menikah, sesederhana mungkin yang penting sah dimata agama dan negara Menikah bukan untuk legalisasi hubungan semata, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan menikah seperti finansial dan utamanya mental. Kesiapan finansial dan mental seseorang tidak bisa disamakan satu orang dengan yang lainnya, seperti gemparnya pernikahan muda anak ulama yang bagi mereka sangat menginspirasi. Mereka berani menikah muda karena orangtuanya mapan, bagaimana kalau sebaliknya. Ketika pendidikan belum selesai dan sudah memutuskan untuk menikah, penghasilan pun juga pas-pasan bahkan kekurangan bukan tidak mungkin akan terjadi berbagai masalah dalam rumah tangga. Beda halnya pada kasus pernikahan hafiz Qur’an yang hanya berlangsung 3 bulan, menandakan kesiapan materi juga belum tentu menjamin pernikahan akan awet, dibutuhkan mental serta komitmen yang umumnya matang di usia yang sudah dewasa (idealnya 25 tahun).

Mengkampanyekan pernikahan sebagai solusi dari zina, saya rasa bukanlah pilihan yang tepat di usia yang masih labil. Seharusnya generasi muda diberikan juga pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi sebagai pertahanan dalam dirinya, serta motivasi untuk meraih impian. Membangun mindset untuk “tidak pacaran dan menikah di usia yang tepat” daripada “tidak pacaran dan segera menikah”. #bepositive #stopnikahmuda

-Lees Sulistyawati-

Teladan dari Semut

semut

Semua orang merasa kesal bila tergigit binatang kecil ini. Binatang dalam kategori serangga yang dalam bahasa Latin bernama “formica” memang terlihat begitu menjengkelkan. Dan tentunya yang terlintas di benak kita langsung membunuhnya sebelum terkena gigitannya yang gatal.

 Tapi tahukah kita, ada banyak teladan yang bisa kita dapatkan dari binatang penggemar makanan manis ini??

 Inilah beberapa keistimewaan semut menurut kaca benggala saya ^.^ hehe kayak mak lampir aja ulis nie.. cuss cint :

 1)        Saling menyapa (tidak sombong)

Saat saya amati dari tembok kantor saya, ada rombongan barisan semut dari arah utara dan selatan pada akhirnya kedua rombongan itu saling bersinggungan, mereka saling merapat, bersalaman mungkin, jika saya lihat melalui mikroskop mungkin sedikit lebih jelas apa yang mereka lakukan dengan saling merapat. Dan tak pernah satupun di antara mereka melewatkan sapaan/ menyombongkan diri dari rombongan yang lain padahal mereka juga belum saling mengenal.

Saya rasa seperti fenomena yang berbanding terbalik di dunia manusia ya hehepiz (^_^)v Jangankan untuk menyapa yang belum sama sekali kenal, yang sudah kenal pun masih sulit rasanya untuk bertegur sapa entah hanya sekedar melempar senyum kecil toh senyum juga ibadah kan hehe J

2)       Giat bekerja

Semut tidak pernah terlihat lelah dan malas. Mereka mengumpulkan makanan, mengeringkan butir gandum di musim panas agar tidak kekurangan makanan saat musim dingin datang, seperti dalam cerita-cerita dongeng begitulah sosok semut digambarkan. Dalam AL-Qur’an, Surah Al-Insyirah (ayat 7) “Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada suatu urusan), maka bersungguh-sungguhlah engkau (mengerjakan urusan yang lain)” Allah S.W.T telah memerintahkan kepada manusia untuk tidak bersifat malas.

3)       Gotong royong

Saat saya amati ada seekor semut menemukan sebutir nasi, tiba-tiba ada segeromobolan semut lain datang untuk membantu mengangkatnya dan memindahkan ke sarang. Sungguh teladan yang baik dalam diri semut ya teman-teman. Manusia saja masih enggan untuk bersosial, apalagi di lingkungan perkotaan yang mayoritas penghuninya individualis, terkalahkan oleh mobilitas yang ada.

 4)       Kuat

Tidak perlu diragukan lagi untuk hal yang satu ini. Menurut penelitian, semut mampu mengangkat beban yang beratnya 50 kali/lebih dari berat badannya. Hebat bukan ?? kalau gitu bisa saingan sama bang “Ade Rai” dong mut :p hehe

 5)       Patuh pada pimpinan

Di dunia semut juga terdapat kasta, ada semut pekerja dan ada ratu semut. Saat sinyal sang ratu menyala pertanda bahwa disitu ada sumber makanan, maka dengan sigap semut pekerja langsung mengikuti instruksinya. Mereka percaya sepenuhnya terhadap komando sang ratu.

 6)       Rasa peduli yang tinggi

Menurut penelitian, ratu semut bertanggung jawab untuk menyelamatkan pasukannya dengan memerintahkan semut lainnya untuk masuk ke dalam sarang mereka masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi. Sang ratu tidak menyelamatkan diri sendiri, tapi juga mengajak rakyat-rakyatnya.

 7)       Gesit

Sejauh ini saya belum pernah menjumpai semut yang berjalan lambat hehe. Bandingkan saja dengan hewan lipan dengan julukannya hewan kaki 1000 masih kalah dengan kegesitan semut kecil yang hanya memiliki 6 kaki.

 8)       Inisiatif

Bayangkan saja, gajah yang sebesar itu mampu terkalahkan oleh semut. Ketika masa kecil kita, sebelum permainan di mulai dengan “suit”, jempol perumpamaan gajah dan kelingking umpama “semut”. Saat jempol diadukan dengan kelingking, maka kelingkinglah yang menang. Mengapa demikian?? Memang berat badan semut tidak seberapa dengan kegagahan gajah, namun semut itu binatang yang cerdas. Gajah tidak bisa menginjak semut, lalu semut datang berpasukan menggelitik kaki gajah naik ke atas, menggigit tubuh gajah dan akhirnya gajah tersungkur kalah.

Masih banyak lagi deh teladan-teladan dari semut. Nah, gak mau di bilang kalah baik kan sama semut. Yuk kita bilang terima kasih sama semut, jangan di bunuh yaa ^.^ hehe

 <<<semoga bermanfaat>>>  by : Lees Sulistyawati