Istanaku redup

Istanaku redup

6 Februari 2013

11 p.m

By: Lilis

Malam panjang ini ku lewati bersama secangkir capucino. Harumnya yang khas paduan susu kental manis dan kopi semerbak menghela ke indra penciumku. Tak sabar ingin menikmati kehangatannya.

“Srupuuutttt” nikmatnya menyatu dengan dingin sang malam. Ku letakkan cangkir ini di meja dekat kasurku perlahan agar isinya tak tertumpah sia-sia. Ada benda yang tak asing ku lihat di samping cangkirku. Bola cahaya pemberian seseorang beberapa waktu silam. Di dalamnya terdapat miniature istana, kerlipan bintang dan sepasang ikan. Tinggal di beri sedikit energy lewat pukulan kedua tangan, maka nampaklah sempurna tampilannya dalam kondisi kamarku yang gelap karna lampu kamar ku matikan.

Namun sayang sudah, kini cahayanya mulai meredup tak seterang pertama kali orang itu berikan ke aku. Mungkin pertanda juga redupnya hubunganku dengan dia “pikirku”. Dulu kita pernah bermimpi saling merajut asa seperti sepasang ikan itu. Membangun istana, mengitari bintang bersama, saling menatap mata menyatukan rasa, aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Tapi mimpi tinggalah mimpi saja, suatu saat bisa sadar dan terbangun. Kita semakin jauh meninggalkan simphony asa hingga akhirnya tak terlihat lagi menghilang… pudar… terpisahkan dinamika kehidupan. Suatu saat nanti akan kuterangkan lagi istanaku yang redup bersama jiwayang lain dan dalam ruang yang berbeda.. yah I hope it,, Tuhan sedang mengukirkan rencana terbaik untukku di atas sana J

 Malah jadi flashback hehe bisa galau lagi neh..

Tidur dulu ah.. eh capucino.nya masih hehe

“selamat malam” kau yang disana.. ^_^      

Tinggalkan komentar